Membunuh Atas Nama Allah: Cermin Kelam dari Khawarij hingga Radikalisme Kini -->

Header Menu

Membunuh Atas Nama Allah: Cermin Kelam dari Khawarij hingga Radikalisme Kini

Jurnalkitaplus
21/10/25


Jurnalkitaplus - Sayyidina Ali bin Abi Thalib gugur sebagai syahid pada subuh 7 Ramadhan akibat tebasan pedang Abdurrahman bin Muljam Al-Murodi, anggota sekte Khawarij. Tragisnya, pembunuhan tersebut dilakukan dengan keyakinan kuat bahwa tindakannya merupakan bentuk ibadah untuk membela agama Allah. Ibnu Muljam bahkan mengutip ayat Al-Qur’an saat menebas pedangnya, sambil mengucap pernyataan bahwa “hukum hanya milik Allah.”


Meski dikenal sebagai sosok yang hafal Al-Qur’an, tekun beribadah, dan pernah ditugaskan oleh Umar bin Khattab untuk mengajarkan Al-Qur’an di Mesir, Ibnu Muljam justru terjerumus dalam pemahaman agama yang sesat. Keyakinan ekstrem membuatnya menilai tindakan membunuh khalifah sah—yang tak lain menantu Rasulullah SAW—sebagai jihad.


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya" (QS.2 : 207)


Nabi Muhammad SAW sendiri telah mengingatkan dalam sebuah hadits bahwa akan muncul sekelompok manusia dari arah timur yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya—sebuah peringatan terhadap golongan yang memahami agama secara dangkal dan tekstual.


Fenomena serupa kini tampak pada kelompok-kelompok Islam radikal yang mudah menuduh kafir sesama muslim, menghalalkan kekerasan, dan menebar ketakutan dengan dalih menegakkan syariat. Semangat beragama yang tidak disertai pemahaman mendalam justru melahirkan kekacauan dan perpecahan di tubuh umat Islam sendiri.


Karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk membentengi diri dari ideologi takfiri dan intoleransi. Pendidikan agama yang moderat, terbuka terhadap perbedaan, serta berlandaskan ilmu menjadi kunci untuk mencegah lahirnya “pewaris Ibnu Muljam” di masa kini. 


Rangkuman dari artikel Majalah JKP Edisi 58 dengan judul : MEMBUNUH ATAS NAMA ALLAH’